Translate

Minggu, 20 September 2015

My Dairy On Campus - Filsafat Ilmu - 2


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


 
Jum'at, 18 September 2015. Adalah pertemuan kedua untuk matakuliah filsafat ilmu. Di hari itu juga aku mengikuti tiga mata kuliah. Dimulai dari jam pertama yang masuk pada pukul 07.00 wib, dengan mata kuliah Ilmu Kalam. Disusul jam kedua pada pukul 08.40 wib, dengan mata kuliah Psikologi Perkembangan 2. Baru di jam ketiga pada pukul 10.20 wib, matakuliah Filsafat Ilmu dimulai. Mata kuliah yang menjadi sks wajib yang kutempuh. Di jurusan Tasawuf Psikoterapi pada semester III ini.
Mata kuliah filsafat diampu oleh Bapak Ngaiun Naim. Kami memanggil beliau dengan pak Naim. Sebelumnya pada pertemuan pertama kami diberi tugas. Membaca buku Filsafat Ilmu yang ditulis oleh Drs. Rizal Mustansyir M.Hum dan Drs. Misnal Munir M.Hum. Seperti yang telah pak Naim utarakan. Setelah membaca buku tersebut dari halaman 1-8 kemudian kami meringkasnya. Resume yang kubuat tidak singkat. Bahkan banyaknya hamper sejumlah kosa kata buku yang kuringkas.
Pelajaran dimulai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Diawali dengan membaca do'a untuk kelancaran pembelajaran hari itu. Dan yang terpenting dapat bermanfaat. Setelah berdo'a Pak Naim meminta salah satu dari mahasiswa dikelasku untuk mempresentasikan hasil rangkumannya. Kemudian Pak Naim menunjuk salah seorang mahasiswa. Presentasi dari mulai halaman satu hingga halaman tiga. Setelah selesai beliau menunjuk satu mahasiswi. Aku merasa kalau aku adalah orang selanjutnya. Benar saja. Nama yang tertulis di deretan paling bawah pada buku absensi yang mungkin saja akan dibaca. Begitu pikirku. Namaku dipanggil. Sajidatul Musanna. Perkataan singkat yang membuat jantungku berdegup cepat. Entah karena terkejut atau memang begitu lazimnya. Dari duduk membacakan hasil resume di depan kelas dari halaman 1-3 hingga selelsai aku masih nerveous. Hal itu juga yang membuat kata-kata yang ku siapkan keluar dengan cepat. Balapan dengan cepatnya irama detak jantungku. Setelah selesai aku kembali duduk di tempat dudukku.
Penjelasan diawali dengan "Menjadi Mahasiswa Berkualitas". Kata yang pertama ditulis pada whiteboard adalah literasi. Hal yang tak bias dipisahkan dari kami sebagai mahasiswa. Begini penjelasan beliau yang dapat aku tangkap.
            Mempelajari dan memahami literasi menggunakan tiga cara. Yaitu dengan membaca, menulis, dan diskusi. Dalam membaca literasi ada berbagai maksud. Seperti membaca novel yang bias dimaksudkan untuk hiburan. Jalan cerita dalam novel runtut. Karena itu pembaca tidak dapat membaca dengan meloncat dari bab satu lalu ke bab terakhir. Jadi untuk memahami novel harus dibaca dengan detail. Beberapa novel dapat membuat pembacanya dapat membaca novel tersebut berulang kali. Pak Naim mencontohkannya dengan Novel Laskar Pelangi. Setiap kali mengulang novel, di kali itu jugalah pembaca mendapatkan sisi lain dari novel.
            Lalu membaca skimming. Mahasiswa pastinya tidak asing dengan teknik ini. Biasanya mahasiswa menggunakan teknik ini untuk membuat makalah. Hal yang sangat lekat dengan mahasiswa. Ya. Teknik ini dirupakan seperti ini. Saat membuat makalah mungkin akan membutuhkan banyak literasi. Buku yang dipinjam tidak mungkin hanya satu bukan? Buku yang banyak akan membuat kamu bingung harus memulai darimana. Seperti inilah caranya. Buka daftar isi buku kemudian cari bab yang sesuai dengan makalah kamu. Lalu cari halaman itu. Carilah yang memang kamu butuhkan untuk referensi kemudian tulis. Jangan lupa beri footnote untuk menghindari plagiasi.
            Teknik membaca selanjutnya yaitu scanning. Apa yang kamu bayangkan saat mengetahui teknik ini? Men-scan buku kamu di alat scan? Bukan. Kamu memang melakukan scanning seperti yang dilakukan alat itu. Tapi dengan menulisnya kembali sesuai dengan buku. Bedanyadengan skimming, scanning dimulai dengan mencarinya di indeks buku. Setelah selesai kembalikan. Jangan lupa tulis footnote. Tidak perlu mengumpulkan banyak buku dimeja kamu. Cukup tulis apa yang perlu saja. Setelah menulis apa adanya seperti di buku. Baca kembali dan pahami. Setelah itu tutup literasi kamu kemudian tulis apa yang ada dalam pikiran kamu. Tidak perlu melihat buku. Jika lupa bekerja keraslah untuk mengingatnya. Setelah selesai baca kembali. Dan lihatlah bagaimana hasil pikiranmu tanpa harus terpaku dengan buku.
            Satu lagi, untuk mendapatkan pemahaman kamu bisa mengulanginya beberapa kali. Kamu bisa menandai poin-poin penting saat membaca.
            Setelah penjelasan yang sedemikian itu. Dilanjutkan dengan membahas filsafat ilmu. Sedikit dulu membacanya yang terpenting adalah paham. Setelah itu baru lanjutkan ke bagian selanjutnya. Diawali dengan pengantar filsafat. Filsafat adalah disiplin ilmu tentang kebijaksanaan. Kebijaksanaan membuat manusia dapat mempertimbangkan sesuatu berdasarkan nilai kemanusiaan. Tentunya hal itu tidak mudah. Oleh karenanya dapat dicapai dengan, pertama, kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang telah dijunjung tinggi. Kedua, sintesis (menghubungkan) antara hasil sains dengan pengalaman kemanusiaan. Ketiga, menggunakan pemikiran para filsuf sebagai pisau analisis untuk memecahkan permasalahan. Keempat, butir hikmah ajaran agama. Penggunaan warna berbeda disini untuk memudahkan kamu mengingat. Kata berwarna biru disini adalah kata kunci. Itulah gunanya pemahaman. Dengan hanya mengingat kata kunci itu kamu akan paham maknanya tanpa harus menghafal kalimat.
            Kemudian pengertian filsafat. Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani Philos artinya cinta, suka. Sementara shopos bermakna kebijaksanaan. Yang berarti filsafat adalah cinta kebijaksanaan. Kamu akan menemukan banyak pengertian untuk filsafat. Dari banyak pengertian itu pilih salah satu yang paling kamu setuju. Lalu tulis agar kamu ingat dan semakin paham. Menurut saya filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Yang berarti memadukan hasil sains dan sifat kemanusiaan untuk memperoleh pemahaman tentang alam yang konsisten.
            Filsafat memiliki ciri-ciri yang saling berkesinambungan. Ciri-ciri filsafat yang pertama yaitu Radikal (berfikir sampai keakar-akarnya), Universal (sesuatu yang umum), Koheren (menurut kaidah logis) & Konsisten(tanpa kontradiksi), Sistematik (Tidak keluar dari inti), Komprehensif (menyeluruh), Bebas, dan Bertanggung Jawab.
            Gaya dalam berfilsafat bermacam-macam. Dimulai dari filsafat sastra, tokoh yang paling terkenal adalah Sartre (1964) dan Iqbal namun tidak semua sastra itu filsafat. Selanjutnya, berfilsafat sosio politik dengan salah satu tokohnya Karl Max. Yang ketiga, metodologi dengan tokohnya Rein Descrates. Ungkapan Descrates yang terkenal adalah "Aku berpikir maka aku ada". Kemudian yang keempat, analisis bahasa tokohnya dari Jerman bernama Ludwig Wittgenstein. Yang kelima, pemikiran masa lalu. Dan yang terkahir etika.
            Kemudian pak Naim memanggil beberapa nama untuk menyebutkan langkah-langkah, ciri-ciri, dan gaya berfilsafat. Mengukur seberapa mengerti dan hafal mahasiswa yang baru di berikan penjelasan siang itu. Tanpa melihat buku tentunya. Meskipun sempat lupa tapi teman mahasiswa yang lain dapat hafal. Ini menjadi bagian terakhir mata kuliah filsafat ilmu.
            Perkuliahan hari itu berakhir sebelum jam 12. Kami kembali diberikan tugas untuk membaca dan meresume. Karenafilsafat ilmu adalah mata kuliah terakhir maka aku juga bersiap-siap untuk pulang. Ditutup dengan hamdalah dan salam. Beberapa dari temanku tidak lekas pulang. Mereka menghampiri meja pak Naim dan menyakan beberapa hal pada beliau. Aku tidak ikut bersama mereka dan lekas keluar kemudian pulang bersama temanku yang lain.
            Membaca bukan kegiatan yang membosankan kan? Apalagi menulis. Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dua kegiatan yang tak dapat dipisahkan itu. Aku suka menulis tapi terkadang juga lelah dan malas. Disaat lelah dan malas itu aku selalu ingat salah satu kata-kata penyemangat "Seorang penulis hebat awalnya adalah penulis amatir yang terus-terusan menulis". Okay, sekian tulisan di blog aku. Bye.


وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ