السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Jum'at, 18 September 2015. Adalah pertemuan
kedua untuk matakuliah filsafat ilmu. Di hari itu juga aku mengikuti tiga mata
kuliah. Dimulai dari jam pertama yang masuk pada pukul 07.00 wib, dengan mata
kuliah Ilmu Kalam. Disusul jam kedua pada pukul 08.40 wib, dengan mata kuliah
Psikologi Perkembangan 2. Baru di jam ketiga pada pukul 10.20 wib, matakuliah
Filsafat Ilmu dimulai. Mata kuliah yang menjadi sks wajib yang kutempuh. Di
jurusan Tasawuf Psikoterapi pada semester III ini.
Mata kuliah filsafat diampu oleh Bapak Ngaiun
Naim. Kami memanggil beliau dengan pak Naim. Sebelumnya pada pertemuan pertama
kami diberi tugas. Membaca buku Filsafat Ilmu yang ditulis oleh Drs. Rizal
Mustansyir M.Hum dan Drs. Misnal Munir M.Hum. Seperti yang telah pak Naim
utarakan. Setelah membaca buku tersebut dari halaman 1-8 kemudian kami meringkasnya.
Resume yang kubuat tidak singkat. Bahkan banyaknya hamper sejumlah kosa kata
buku yang kuringkas.
Pelajaran dimulai sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Diawali dengan membaca do'a untuk kelancaran pembelajaran
hari itu. Dan yang terpenting dapat bermanfaat. Setelah berdo'a Pak Naim
meminta salah satu dari mahasiswa dikelasku untuk mempresentasikan hasil
rangkumannya. Kemudian Pak Naim menunjuk salah seorang mahasiswa. Presentasi
dari mulai halaman satu hingga halaman tiga. Setelah selesai beliau menunjuk
satu mahasiswi. Aku merasa kalau aku adalah orang selanjutnya. Benar saja. Nama
yang tertulis di deretan paling bawah pada buku absensi yang mungkin saja akan
dibaca. Begitu pikirku. Namaku dipanggil. Sajidatul Musanna. Perkataan singkat yang
membuat jantungku berdegup cepat. Entah karena terkejut atau memang begitu
lazimnya. Dari duduk membacakan hasil resume di depan kelas dari halaman 1-3
hingga selelsai aku masih nerveous. Hal itu juga yang membuat kata-kata yang ku
siapkan keluar dengan cepat. Balapan dengan cepatnya irama detak jantungku.
Setelah selesai aku kembali duduk di tempat dudukku.
Penjelasan diawali dengan "Menjadi
Mahasiswa Berkualitas". Kata yang pertama ditulis pada whiteboard adalah
literasi. Hal yang tak bias dipisahkan dari kami sebagai mahasiswa. Begini
penjelasan beliau yang dapat aku tangkap.
Mempelajari dan
memahami literasi menggunakan tiga cara. Yaitu dengan membaca, menulis, dan
diskusi. Dalam membaca literasi ada berbagai maksud. Seperti membaca novel yang
bias dimaksudkan untuk hiburan. Jalan cerita dalam novel runtut. Karena itu
pembaca tidak dapat membaca dengan meloncat dari bab satu lalu ke bab terakhir.
Jadi untuk memahami novel harus dibaca dengan detail. Beberapa novel dapat
membuat pembacanya dapat membaca novel tersebut berulang kali. Pak Naim
mencontohkannya dengan Novel Laskar Pelangi. Setiap kali mengulang novel, di
kali itu jugalah pembaca mendapatkan sisi lain dari novel.
Lalu membaca
skimming. Mahasiswa pastinya tidak asing dengan teknik ini. Biasanya mahasiswa
menggunakan teknik ini untuk membuat makalah. Hal yang sangat lekat dengan
mahasiswa. Ya. Teknik ini dirupakan seperti ini. Saat membuat makalah mungkin
akan membutuhkan banyak literasi. Buku yang dipinjam tidak mungkin hanya satu
bukan? Buku yang banyak akan membuat kamu bingung harus memulai darimana.
Seperti inilah caranya. Buka daftar isi buku kemudian cari bab yang sesuai
dengan makalah kamu. Lalu cari halaman itu. Carilah yang memang kamu butuhkan
untuk referensi kemudian tulis. Jangan lupa beri footnote untuk menghindari
plagiasi.
Teknik membaca
selanjutnya yaitu scanning. Apa yang kamu bayangkan saat mengetahui teknik ini?
Men-scan buku kamu di alat scan? Bukan. Kamu memang melakukan scanning seperti
yang dilakukan alat itu. Tapi dengan menulisnya kembali sesuai dengan buku.
Bedanyadengan skimming, scanning dimulai dengan mencarinya di indeks buku.
Setelah selesai kembalikan. Jangan lupa tulis footnote. Tidak perlu
mengumpulkan banyak buku dimeja kamu. Cukup tulis apa yang perlu saja. Setelah
menulis apa adanya seperti di buku. Baca kembali dan pahami. Setelah itu tutup
literasi kamu kemudian tulis apa yang ada dalam pikiran kamu. Tidak perlu
melihat buku. Jika lupa bekerja keraslah untuk mengingatnya. Setelah selesai
baca kembali. Dan lihatlah bagaimana hasil pikiranmu tanpa harus terpaku dengan
buku.
Satu lagi, untuk
mendapatkan pemahaman kamu bisa mengulanginya beberapa kali. Kamu bisa menandai
poin-poin penting saat membaca.
Setelah penjelasan
yang sedemikian itu. Dilanjutkan dengan membahas filsafat ilmu. Sedikit dulu
membacanya yang terpenting adalah paham. Setelah itu baru lanjutkan ke bagian
selanjutnya. Diawali dengan pengantar filsafat. Filsafat adalah disiplin ilmu
tentang kebijaksanaan. Kebijaksanaan membuat
manusia dapat mempertimbangkan sesuatu berdasarkan nilai kemanusiaan. Tentunya
hal itu tidak mudah. Oleh karenanya dapat dicapai dengan, pertama, kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang telah
dijunjung tinggi. Kedua, sintesis (menghubungkan)
antara hasil sains dengan pengalaman kemanusiaan. Ketiga, menggunakan
pemikiran para filsuf sebagai pisau
analisis untuk memecahkan permasalahan. Keempat, butir hikmah ajaran agama.
Penggunaan warna berbeda disini untuk memudahkan kamu mengingat. Kata berwarna
biru disini adalah kata kunci. Itulah gunanya pemahaman. Dengan hanya mengingat
kata kunci itu kamu akan paham maknanya tanpa harus menghafal kalimat.
Kemudian
pengertian filsafat. Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani Philos artinya cinta,
suka. Sementara shopos bermakna kebijaksanaan. Yang berarti filsafat adalah cinta
kebijaksanaan. Kamu akan menemukan banyak pengertian untuk filsafat. Dari
banyak pengertian itu pilih salah satu yang paling kamu setuju. Lalu tulis agar
kamu ingat dan semakin paham. Menurut saya filsafat adalah usaha untuk mendapatkan
gambaran keseluruhan. Yang berarti memadukan hasil sains dan sifat kemanusiaan untuk
memperoleh pemahaman tentang alam yang konsisten.
Filsafat
memiliki ciri-ciri yang saling berkesinambungan. Ciri-ciri filsafat yang
pertama yaitu Radikal (berfikir
sampai keakar-akarnya), Universal (sesuatu
yang umum), Koheren (menurut kaidah logis) & Konsisten(tanpa kontradiksi), Sistematik (Tidak keluar dari inti), Komprehensif (menyeluruh), Bebas, dan Bertanggung Jawab.
Gaya
dalam berfilsafat bermacam-macam. Dimulai dari filsafat sastra, tokoh yang paling terkenal adalah Sartre (1964) dan Iqbal
namun tidak semua sastra itu filsafat. Selanjutnya, berfilsafat sosio politik dengan salah satu tokohnya Karl Max. Yang ketiga, metodologi
dengan tokohnya Rein Descrates.
Ungkapan Descrates yang terkenal adalah "Aku berpikir maka aku ada".
Kemudian yang keempat, analisis bahasa tokohnya
dari Jerman bernama Ludwig Wittgenstein.
Yang kelima, pemikiran masa lalu. Dan yang
terkahir etika.
Kemudian
pak Naim memanggil beberapa nama untuk menyebutkan langkah-langkah, ciri-ciri,
dan gaya berfilsafat. Mengukur seberapa mengerti dan hafal mahasiswa yang baru
di berikan penjelasan siang itu. Tanpa melihat buku tentunya. Meskipun sempat
lupa tapi teman mahasiswa yang lain dapat hafal. Ini menjadi bagian terakhir mata
kuliah filsafat ilmu.
Perkuliahan
hari itu berakhir sebelum jam 12. Kami kembali diberikan tugas untuk membaca dan
meresume. Karenafilsafat ilmu adalah mata kuliah terakhir maka aku juga bersiap-siap
untuk pulang. Ditutup dengan hamdalah dan salam. Beberapa dari temanku tidak lekas
pulang. Mereka menghampiri meja pak Naim dan menyakan beberapa hal pada beliau.
Aku tidak ikut bersama mereka dan lekas keluar kemudian pulang bersama temanku
yang lain.
Membaca
bukan kegiatan yang membosankan kan? Apalagi menulis. Ada banyak manfaat yang
dapat diperoleh dari dua kegiatan yang tak dapat dipisahkan itu. Aku suka menulis
tapi terkadang juga lelah dan malas. Disaat lelah dan
malas itu aku selalu ingat salah satu kata-kata penyemangat "Seorang penulis hebat awalnya adalah penulis amatir
yang terus-terusan menulis". Okay, sekian tulisan di blog aku. Bye.