Judul
Resensi : Mencari Keyakinan Berdasarkan
Kebenaran.
Nama
Penulis : Sajidatul Musanna
Anatomi
Buku
1.
Nama :
Isabella (Sebuah Novel Studi Perbandingan Agama Islam dan Kristen)
2.
Penulis :
Maulana Muhammad Saeed Dehlvi
3.
Alih Bahasa : Margono
4.
Penerbit :
Navila
5.
Halaman :
356 halaman
6.
Harga :
Rp. ,-
Novel Isabella. Berkisah tentang
seorang perempuan Kristen yang sangat taat dengan agamanya. Namanya Isabella. Kemudian
dalam pencarian kebenaran dalam hidupnya menemukan agama yang diyakininya
benar. Ia memutuskan untuk menjadi muslimah. Tidak semata-mata hanya menganut.
Tetapi melalui ilmu pengetahuan dan kerja kerasnya mencari kebenaran. Yang hingga
di akhir hidupnya, ia dedikasikan untuk kemajuan Islam.
Isabella adalah anak seorang
Rahib Kristen berumur 16 atau 17 tahun. Ia memiliki paras yang cantik. Banyak bangasawan
dan rahib yang ingin menyuntingnya. Namun ayahnya tak mengijinkannya karena
menginginkan Isabella menjadi perempuan teladan seperti Bunda Maria. Dia adalah
sarjana filsafat Kristen dan sangat paham ilmu teologi.
Suatu
waktu Isabella dan teman-temannya berada di taman. Dan mendengar percakapan
kaum Muslim di dekat rimbunan Mawar. Obrolan itu tentang salah satu surat Santo
Paulus yang menyatakan hukum agama adalah kutukan dan Yesus Kristus diturunkan
ke dunia untuk membebaskan kutukan itu. Umar Lahmi menjawab pertanyaan Muaz. Ia
pernah menanyakan hal yang sama tentang itu pada rahib Kristen dan jawabannya
membingungkan. Diam-diam Isabella mendengarkan percakapan kaum Muslim tersebut.
Dikepulangannya,
obrolan kaum Muslimin tadi membuat Isabella ikut bertanya-tanya. Mulai mencari
jawaban dan membaca Injil. Namun persoalan pelik tersebut tak juga dapat di
pecahkannya. Esok harinya tepat hari minggu sepulang dari gereja, ayahnya menyambutnya.
Isabella mengajukan pertanyaan persis seperti yang didiskusikan oleh kaum
Muslim. Namun ia tidak mendapat jawaban seperti yang diharapkannya. Meskiia
juga telah bertanya pada gurunya, Michael. Ayahnya bertanya darimana asalnya
Isabella mendapat pertanyaan,dia punmenjawabnyadengan jujur.
Sorenya,
Isabella datang ke taman dengan tujuan dapat mendengarkan percakapan Muaz dan
Umar Lahmi. Ternyata persoalan yang mereka diskusikan kemarin membuat rahib
Kristen panik. Isabella memperhatikan setiap percakapan mereka. Hingga satu
pernyataan mereka, membuat Isabella hilang kesabaran. Ia merencanakan
mengundang mereka untuk berdiskusi dengan para rahib. Untuk meyakinkan para
rahib yang terkenal cenderung diam menanggapi kaum Muslim, Isabella membuat perjanjian
tertulis. Apabila para rahib dapat menjawab dan menghilangkan keraguan mereka
terhadap Kristen maka mereka harus keluar dari Islam dan masuk Kristen. Pesan
itu disampaikan lewat surat dan ditujukan langsung sore itu. Umar Lahmi
menyetujuinya. Pesan itupun disampaikan kepada gurunya. Kemudiandisetujuilah
padahari Minggu di gereja. Sorenya, Isabella menyampaikannya pada Umar Lahmi
dan Muaz. Mereka pun menyetujuinya dan akan berangkat ke gereja setelah makan
pagi.
Pertemuan
dilaksanakan hingga kali ketiga. Pertemuan pertama, tentang hukum agama tidak
menghasilkan titik terang. Isabella pun kecewa dengan sikap para rahib yang
nampak kecut menghadapi kaum Muslim. Kemudian dilanjutkan pada pertemuan kedua
di gereja Agung dengan tema ketuhanan Yesus dan Penebusan Dosa. Diskusi ini pun
juga tidak menemukan titik terang. Ayah Isabella sebagai Kepala Rahib
mengetahui pertemuan tersebut. Meski awalnya marah tetapi melihat niat tulus
kaum Muslim dan penjelasan seorang rahib. Dia pun memberi keluasan untuk dapat melanjutkan
diskusi besok dengannya di rumahnya. Namun seperti diskusi sebelumnya perdebatan
mengenai inti ajaran ini tidak membawa hasil dari persoalan. Keangkuhan ayah
Isabella dengan jawabannya, membuat Umar Lahmi dan teman-temannya memilih untuk
pulang.
Isabella semakin berminat dengan
diskusi-diskusi tersebut. Sekaligus juga kecewa dengan jawaban Michael (guru
Isabella), Peter (ahli sejarah dan kitab Islam), dan Kepala Rahib (Ayah
Isabella). Ia sampai pada kesimpulan doktrin Kristen begitu rapuh. Sebulan
telah berlalu, hati Isabella makin berkecamuk. Diam-diam Isabella bertemu Umar
Lahmi dan cendekiawan Islam lainnya. Mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari
Al Qur’an dan Islam. Dengan membandingkan Islam dan Kristen, menemukan mana
kebenaran sejati dan mana yang takhayul. Seiring berjalannya waktu Isabella
bukan lagi Kristen yang taat. Dia menundukkan kepalanya di depan keagungan
Islam. Namun, kegelisahan akan segala hal yang akan terjadi padanya setelah dia
meninggalkan agamanya membuat ia berpikir dua kali. Kegelisahan itu dapat
ditangkap Umar Lahmi dan memberi Isabella ayat Al Qur’an untuk dibaca sepuluh
kali setiap pagi dan malam. Isabella menurutinya. Dan ia merasa seperti
mendapat kekuatan.
Kisah
tentang Isabella terjadi saat kaum Muslim membangun masjid dan sekolah di
seluruh Spanyol. Disaat itu juga para cendekiawan muslim berdatangan ke negeri
ini. Di Ibu Kota Spanyol, Cordova, sistem pendidikan Islam telah diperkenalkan.
Seperti salah satu tokoh muslim bernama Ziad bin Umar (ahli hadits, tafsir Al
Qur’an, dan filosof terkenal). Sulit mencari bandingan kealimannya, karena
ketulusan hati, kesucian dan kesahihannya membuatnya begitu dihormati dan
dimuliakan oleh penduduk Spanyol. Setiap siang dihabiskannya waktu untuk
mengajar dan malam hari berdiskusi bersama cendekiawan muslim dan pejabat
negara. Mahasiswa-mahasiswa Universitas Cordova akan mengalir ke rumah beliau
setelah Salat Isya’. Suatu malam yang cerah beberapa orang tampak berkumpul. Atas
izin Ziad bin Umar, Isabella diperbolehkan untuk mengikuti diskusi. Isabella di
jemput seseorang dari rumah Umar Lahmi. Dalam forum tersebut Isabella
memberikan pengetahuan tentang Kristen kepada yang datang dalam diskusi.
Begitupun Isabella dapat menerima ilmu dari forum tersebut. Ia pun mengatakan
ingin mengajak ketiga temannya untuk masuk Islam.hingga waktu terus bergulir.
Di
suatu pagi Isabella telah terbangun oleh suara adzan seorang muadzin dari
masjid Cordova. Kemudian ia pergi ke perpustakaan di rumahnya
dan membaca beberapa buku. Dari luar terdengar seseorang memanggilnya dan di
dapatinya Peter, Michael, dan ayahnya. Ketakutan Isabella menyergap. Takut
kalau mereka menanyakan tentang ke-Islamannya. Benar saja, ayah Isabella hendak
menyakan hal tersebut dengan Peter dan Michael sekali. Helena ibu Isabella
dengan ketakutan menanyakan hal tersebut pada Isabella. Isabella hanya menangis
dan diam. Pertanyaan Michael tentang ke-Islamannya pun dijawab dengan tenang. Setelah
pertemuan selesai ayah Isabella, Peter, dan Michael pun pergi ke gereja agung.
Kepala Rahibmemberi pemberkatan pada ribuan orang Kristen dari Spanyol yang
datang. Ketika para Rahib telah pergi Isabella pun menulis surat untuk Morino
dan menceritakan kegelisahannya yang disampaikan oleh pelayannya. Disore
harinya Isabella dan ketiga temannya berkumpul di taman yang sama ketika mereka
mendengar percakapan Umar Lahmi. Mereka memutuskan untuk hadir pada pertemuan
di rumah Ziad saat itu juga.
Besok
pagi pelayan memberikan surat Michael pada Isabella. Isinya menyuruh Isabella
untuk ke rumahnya. Ia pun bergegas ke rumah Michael dengan berbagai kecamuk
dihatinya, sampai di sana disambut oleh Mirano. Mempertanyakan mengenai
ke-Islaman Isabella. Isabella memang masih Kristen dan segala pertanyaan
dijawabnya dengan lantang. Isabella mengorek setiap kejanggalan dalam
Injil.Pertemuan yang diharapkan dapat mengembalikan keraguan Isabella pada
Kristen gagal. Membuat Peter dan Micahel geramdan akan memberitahukan hal ini
pada ayah Isabella. Isabella pulang dengan Islam yang kokoh dihatinya.
Isabella
tidak sengaja bertemu dengan Mirano dan kedua temannya di taman dan membicarakan
tentang pertemuan di rumah Mirano. Mereka bergegas kerumah Ziad. Diperjalanan
Isabella mengaku telah menjadi Muslimah namun belum secara formal. Sesampainya
disana Isabella meminta untuk diislamkan
secara formal dan mengenakan jilbab. Dia pun memperkenalkan ketiga temannya,
Mirano anak Michael, Mertha, dan Hanna. Ziad
bin Umar mempersilahkan mereka dengan ramah. Selanjutnya perbincangan Isabella
dan Ziad bin Umar mengalir lancar. Isabella menanyakan hal yang belum
dipahaminya. Sesampainya di rumah, ketakutan kembali menyergap Isabella. Namun,
Allah telah memberinya keberanian hingga ketakutan hilang seketika dan dengan
kekuatan dia mampu untuk kembali bangkit.
Berita
Islamnya Isabella telah sampai pada kedua orang tuanya. Ibunya sangat marah. Sepucuk
surat diterima Isabella dari pelayannya tertanda Mirano. Tanpa curiga Isabella
mengikuti pelayannya. Kecurigaan Isabella terjawab saat tiga orang rahib keluar
menyekapnya dan memaksanya ke ruang bawah tanah. Dia sadar dirinya telah jatuh
dalam genggaman Inkuisisi. Dia dipukul dan dihina kemudian di penjara di ruang
bawah tanah. Delapan hari kemudian baru diberi makan. Dua kali ia di bujuk
untuk kembali masuk Kristen. Tapi Isabella tetap menjaga keteguhan iman Islam.
Sahabat Isabella, Mirano, Mertha, dan Hanna mengetahui keadaan Isabella. Mereka
bertiga berniat membebaskan Isabella. Suatu malam mereka mengunjungi rumah Ziad
bin Umar. Dan menceritakan segala peristiwa tentang Isabella. Seluruh orang
yang datang memberi dukungan. Mereka tak segan menghunuskan pedang untuk
membela Isabella. Amarah mereka luruh setelah Ziad bin Umar meredamnya dan
meminta hadirin sekalian bersabar. Rencana membebaskan Isabella telah diatur
matang oleh Mirani, Mertha, dan Hanna. Dan Ziad bin Umar menyetujui rencana
mereka.
Suatu
hari, Mirano, Mertha, dan Hanna pergi ke rumah Rahib meminta izin untuk dapat
menemui Isabella. Dengan iming-iming dapat mengembalikkan iman Kristiani
Isabella, akhirnya izin kepala rahib diterima. Tanpa ada orang yang tahu mereka
telah membuat persiapan untuk tidak pulang selama-lamanya. Hari itu tiba.
Rencana mereka berjalan lancar sesuai seperti yang diharapkan. Mereka pulang
menuju rumah Umar Lahmi. Dan menceritakan semua kejadian pada Umar Lahmi dan
umat Muslim lainnya.Ayah Isabella mencari kabar tentang rencana ketiga teman
putrinya. Tapi yang didapatkannya adalah kegagalan. Hal itu disampaikan oleh
seorang rahib dan biarawati yang menjadi korban rencana tiga sekawan itu.
Kemarahan rahib tak terbendung. Michael yang datang bersama Peter ikut terkejut
mendengar anaknya ikut dalam rencana tersebut. Dan mereka memutuskan untuk
mencari keempat gadis itu dan menghukum mereka dengan Inkuisisi. Kabar lolosnya
Isabella telah terdengar ditelinga semua rahib dan Kristen fanatik di Cordova.
Rapat secara diam-diam diadakan. Belum sampai rapat itu berjalan seorang memberikan
surattitipan pada Kepala Rahib. Setelah membaca surat dari Isabella yang berisi
ajakan masuk Islam tersebut Rahib marah besar. Pemuda itu dihajar habis-habisan
oleh para hadirin. Kepala rahib terkejut melihat pemuda itu adalah rahib dari
wilayah utara dan keponakannya sendiri. Ia menyimpulkan itu adalah ulah jahat
kaum Muslim.
Rapat
tersembunyi membuat umat muslim mengkritisi hal tersebut. Hal ini disampaikan
langsung kapada Ziad. Untuk meredam kegelisahan tersebut, Ziad memberitahukan
bahwa masa yang akan datang akan lebih memperjelas setiap aturan. Dalam
pertemuan itu juga dengan hormat Mirano meminta untuk diislamkan formal lebih
dulu. Sebelum mereka dapat bertanya lebih jauh mengenai Islam. Malam itu ketiga
teman Isabella telah masuk Islam. Mirano bertanya mengenai semua hal pada Umar
Lahmi dan Ziad. Membuat Isabella, Mirano, dan kedua temannya lebih mantap
dengan agama yang baru dianutnya.
Sepuluh tahun Isabella
menjadi Muslimah. Serangan orang Kristen telah mereda. Tersiar kabar ada seorang
perempuan Kristen dari Toledo yang ahli Al Qur’an dan Hadits, juga kitab wahyu
lainnya. Dia mempunyai argument kuat tentang Kristen hingga ahli lain tak
pernah berhasil menyangkalnya. Ia mengeluarkan tantangan jika suatu waktu
mereka dapat bertemu. Baik dengan argument atau mukjizat dapat
mengkristenkannya kembali. Perempuan itupun memberi surat tantangan. Sebelumnya
Isabella tak menerima tantangannya. Dan baru disetujuinya setelah enam hari
kemudian. Segera saja surat itu tersebar luas yang disebarkan oleh perempuan
Kristen tersebut. Perempuan Kristen itupun mengunjungi rumah Isabella yang
sekaligus menjadi tempat pengkajian Al Qur’an. Perempuan Kristen mengutarakan
maksudnya untuk mengkristenkan Isabella kembali. Mereka berdiskusi dan beradu
argumentasi. Seluruh hadirin dan perempuan Kristen terpaku mendengar jawaban
terakhir Isabella. yang juga berdampak besar bagi para hadirin. Hingga
perempuan Kristen yang menjadi hadirin dan perempuan Kristen yang beradu
argumentasi beberapa hari kemudian masuk Islam.
Sepanjang
hidup Isabella ia habiskan untuk kemajuan Islam. Dengan sabar mematahkan setiap
penyangkalan orang-orang Kristen, disisi lain ia laksana samudera dengan
pengetahuan ilmu hadits dan tafsiran Al Qur’an. Ribuan kaum Muslimin merasa
beruntung belajar dengannya. Isabella meninggal pada usia delapan puluh tahun.
seluruh orang Spanyol berduka karena kematiannya Ribuan orang menghadiri
pemakamannya sebagai penghormatan terakhir untuknya.
Buku
yang terdapat stempel True Story di bagian sampulnya ini tidak hanya
berkisah seorang gadis yang mencari kebenaran dalam menganut agama. Setiap
percakapannya terdapat studi kritis dua agama yaitu Kristen dan Islam. Jalan
cerita kaku dan monoton. Meski ada konflik yang terjadi pada tokoh utama
membuat kisah kurang hidup saat dibaca.
Dalam
setiap diskusi tokohnya mengandung inti ajaran baik itu Islam ataupun Kristen.
Membuka tabir hingga terlihat jelas. Mengarah studi perbandingan Islam dan
Kristen disini benar mangarah hingga ke dalam inti ajarannya. Argumen-argumen
yang mudah diterima pembaca dan teladan setiap tokohnya. Buku memang sangat
tebal namun memiliki ukuran yang kecil. Jadi, jalan cerita yang cukup kaku
menjadi termanipulasi dengan pembaca yang dapat menyelesaikan lembar demi
lembar dengan cepat.
Unsur-unsur Intrinsik
1.
Judul :
Isabella
2.
Tema : Agama
3.
Plot/Alur : Maju
4.
Sudut pandang: Orang ketiga serba tahu
5.
Tokoh :
Isabella, Kepala Rahib (Ayah Isabella), Michael (guru Isabella), Peter (rahib
ahli sejarah dan kitab Islam), Umar Lahmi, Ziad bin Umar, Mirano
6.
Perwatakan :
a. Isabella :
Keras kepala, taat beragama, baik, sabar, berpendirian teguh
b. Kepala Rahib :
Angkuh, keras kepala, berwibawa, taat beragama, fanatic dengan agamanya
c. Michael :
Berwibawa, keras kepala
d. Peter :
Angkuh, keras kepala, berwibawa
e. Umar Lahmi :
Tegas, ramah, teliti, berilmu pengetahuan luas, taat beragama
f.
Ziad bin Umar : Tegas, ramah, alim, shalih, sabar, berwibawa
7.
Latar :
-
Latar tempat : Gereja Agung, Rumah Ziad bin Umar, Rumah Isabella, Taman
-
Latar suasana : Kecewa, bahagia, menegangkan.
8.
Amanat :
Memilih agama berarti memilih jalan hidup kita. Tidak sembarangan, penuh
ketelitian, dan keteguhan. Ilmu pengetahuan sebagai alat agar kita lebih cepat
dan tepat menemukan kebenaran. Kebenaran yang sedungguhnya adalah Tuhan. Jadi,
untuk mencapainya kita harus selalu kembali mengingat dan meminta kepada Yang
Kuasa. Tuhanlah yang menciptakan kehidupan. Tuhan jualah yang akan menuntun
kita menuju kebenaran
Unsur-unsur
Ekstrinsik
1. Nilai budaya :-
2. Nilai agama :-
3. Nilai moral :-
4. Nilai Ekonomi :-
Let's read and make your future.
***