Translate

Kamis, 08 Oktober 2015

My Dairy On Campus - Filsafat Ilmu - 4

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Jum'at, 1 Oktober 2015. Hari jum'at pertama bulan Oktober menjadi pertemuan keempat mata kuliah filsafat ilmu. Hari ini berjalan sesuai waktu yang ditentukan, pukul 10.20 WIB. Tidak seperti pertemuan sebelumnya hari ini tidak diawali dengan mempresentasikan hasil resume oleh mahasiswa. Melainkan penjelasan singkat dari Pak Na'im mengenai Induksi dan Deduksi. Aku memperhatikan dengan seksama. Kurang lebih seperti ini…
Induksi yaitu mengambil kasus kusus kemudian membuat simpulan umum. Pengertian ini dicontohkan begini,,
Kasus Khusus : Andi membeli buah Jeruk di daerah A. Ia membeli pada pedagang yang berjualan dipinggir jalan. Di atas keranjang jeruk terpajang tulisan 3000 rupiah. Akhirnya Andi membeli 1 kg Jeruk. Andi terkejut karena harganya ternyata 10000 rupiah. Ia meminta penjelasan pedagang. Pedagang itu menjawab, harga 3000 rupiah untuk jeruk yang kecil-kecil di keranjang bagian bawah. Kalau yang atas besar-besar jadi harganya 5000 rupiah per kg. Andi mengulang kembali pada pedagang jeruk di beberapa daerah berbeda. Dan ternyata cara berdagangnya sama.
Simpulan Umum : Dari situ Andi menyimpulkan bahwa semua pedagang jeruk berdagang dengan cara yang sama.
Deduksi yaitu mengambil simpulan umum dari kasus yang kusus. Contohnya,
Kasus Khusus : (Maaf) "Banyak orang yang memandang orang yang tinggal di pesantren itu kurang menjaga kebersihan." Suatu saat dokter A sedang memeriksa 6 pasien remaja. Pemeriksaan menunjukkan mereka terkena tifus. Dokter menanyakan darimana saja mereka tinggal. Ke enam remaja itu ternyata tinggal di pesantren.
Simpulan Umum : Jadi, dari kasus tersebut dokter menyimpulkan bahwa anak yang tinggal di pesantren kurang menjaga kebersihan.

Sebelumnya aku sedikit terkejut. Kenapa pak Na'im menjelaskan tentang induksi dan deduksi. Akhirnya pertanyaan ini terjawab saat aku membuka buku filsafat Ilmu. Metode induksi dipakai Francis Bacon pada abad ke-19. Filsafat ilmu lahir karena adanya kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang pesat. Sayangnya, pesatnya IPTEK tidak sejalan dengan landasan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Para filsuf memandang hal ini sebagai ancaman. Filsafat ilmu menginginkan IPTEK kembali ke tujuannya untuk kebahagiaan umat manusia.
Kemudian dari penjelasan itu barulah di minta salah seorang mahasiswa mempresentasikan hasil resumannya. Dapat disimpulkan materi hari itu begini..
Objek Filsafat Ilmu ada dua yaitu Objek material yang pokok bahasannya adalah ilmu pengetahuan itu sendiri dan Objek formal dengan pokok bahasannya yaitu hakikat ilmu pengetahuan atau dasar-dasar ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, landasan pengembangan ilmu pengetahuan itu ada tiga. Yakni..
-         Ontologis -> Apa? -> Realitas
-         Epistemologis -> Bagaimana? -> Metodologi
-         Aksiologis -> Mengapa/Untuk Apa? -> Tujuan/Nilai
Keterangannya:
Landasan Ontologis ilmu pengetahuan yaitu titik tolak untuk menelaah ilmu pengetahuan yang didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki ilmuwan. Sikap dan pendirian yang dimaksudkan disini adalah Materialisme dan Spiritualisme.
Pengertian materialisme yakni pandangan metafisik bahwa tidak ada hal yang nyata selain materi. Bahkan pikiran dan kesadaran hanyalah penjelmaan dari materi. Yang dapat dikembalikan pada unsur-unsur fisik. Jadi hakikat benda disini adalah materi. Sifatnya, berupa benda fisik yang dapat dilihat, diraba, dan sebagainya. Pengembangan Ilmu dari sikap dan pendirian materialis cenderung pada ilmu kealaman (biologi, fisika, dsb.) dan menganggap ilmunya sebagai induk bidang ilmu lain. Dalam perkembangan ilmu modern disuarakan oleh positivisme. Misalnya, benda terkecil menurut mereka adalah atom.
Sementara, spiritualisme yaitu pandangan metafisik yang cenderung pada ilmu-ilmu kerohanian dan menganggap bidang ilmunya sebagai wadah untuk pengembangan ilmu lain. Sifatnya, bisa roh atau hal yang tak dapat diukur. Bisa di contohkan dengan mengukur khusu'nya salat.
Pandangan metafisik sendiri memiliki pengertian, meta : beyond yang berarti melampaui. Metafisika yaitu cabang filsafat yang membahas persoalan tentang keberadaan (being) atau eksistensi. Jadi, dapat disimpulkan landasan ontologis sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan terhadap realitas. Bagi yang materi berarti terarah pada ilmu empiris. Dan untuk spiritual terarah pada ilmu humaniora (sosial).
Berlanjut ke landasan pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. Landasan Epistemologis adalah titik tolak penelaahan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran. Yang dimaksud adalah metode ilmiah. Metode ilmiah di bedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu siklus empirik untuk ilmu kealaman dengan urutan yang pertama Observasi lalu Induksi, Eksperimen, Verifikasi (pengajian ulang hipotesis), kemudian teori. Kelompok satu lagi dengan metode linier untuk ilmu humaniora yaitu persepsi, pengertian, dan prediksi masa depan.
Yang terakhir, landasan Aksiologi yang memiliki pengertian sikap etis yang harus dikembangkan ilmuwan terutama untuk kebenaran (nilai-nilai yang diyakini). Jadi, ilmu pengetahuan yang dikembangkan itu harus berdasar juga pada ideologi, keyakinan, dan nilai-nilai masyarakat tempat ilmu itu dikembangkan.
Untuk post kali ini agak baku ya bahasanya. Gimana nggak. Ini adalah hasil resuman dari buku filsafat ilmu, tentunya juga menggabungkannya dengan sederet catatan penting dari setiap penjelasan gamblang pak Na'im. Tapi, apa mau dikata. Kala itu mataku seperti di olesi lem. Tempat dudukku yang berdekatan dengan jendela membuat angin masuk semilir ke dalam. Mengayunkan bulu-bulu mataku ke atas dan ke bawah. Berkali-kali aku mengucek mata yang mulai pedih dan buram. Aku hanya bisa pasrah. Suasana kian mendukung karena sunyi senyap. Agak terobati dengan sedikit guyonan dari pak Na'im. Tanganku gantian ikut lemas. Menulis apa yang ku dengar saja seperti ditindih beban berat. Akhirnya hanya sedikit penjelasan saja yang dapat ku tulis. Padahal ada banyak yang bisa di abadikan. Masih beruntung kali ini aku tetap terjaga dan tidak sering menguap yang terkadang membuatku berlinang air mata. Sudahlah, memang begitu. Tapi akhirnya setelah berhasil meresume kemudian membaca kembali tulisan yang tidak seberapa itu otakku dapat lancar memahaminya. Alhamdulillah.
Oh, ya. Ada pertanyaan singkat yang menggelitik kamu. Nggak perlu di jawab keras-keras. Ssssttt… di hati aja. Apa kamu seorang yang malas untuk menulis? Atau kamu salah satu dari seorang yang tidak bisa menangkap pelajaran dengan baik? Tenang saja tidak hanya kamu yang merasakan hal itu. Aku juga mengalaminya. Setiap penjelasan dalam pelaksanaan mata kuliah aku harus jeli. Menyimak dengan seksama, mengolahnya di otak kemudian menulisnya. Baiknya memang aku menulis. Bukan karena aku pintar dan mengetahui banyak hal. Tapi sebaliknya, aku menulis untuk mengetahui sesuatu. Aku mengumpamakan dengan ini… "Otakku mungkin lemah dalam daya ingat. Banyak hal bahagia dan sedih hilang begitu saja karena lupa. Aku beruntung mempunyai foto dan tulisan untuk menyimpan memori itu. Tapi sayang aku juga tak melakukannya. Akhirnya kenangan itu hilang begitu saja." Aku punya motto dalam hal menulis. Aku menulis apapun itu. Tidak peduli berguna atau tidak nantinya yang penting menulis. Tunggu.. Tunggu.. Memangnya ada tulisan yang tidak berguna?.. Baiklah cukup sampai disini saja tulisan aku kali ini. Mohon dimaafkan jika kurang dimengerti. Semoga aku dapat memperbaikinya dan terus melakukan perubahan yang baik. Ok. Bye.. Bye..
***
Lets Read and Make Your Future


وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar