Translate

Selasa, 03 November 2015

My Dairy On Campus - Filsafat Ilmu - 6

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
 
Jum'at, 23 Oktober 2015. Telah sampailah pada pertemuan fisafat ilmu yang ke 6. Dan aku telat nulis plus telat nge-post. Jangan pernah ditiru yah! Telat nge-post okelah, tapi kalau sampai telat nulis jangan sampai. Untuk kamu yang baru memasuki dunia tulis menulis dan melewatkan jadwal menulis kamu, ini bisa fatal. Karena akan menggoyahkan kebiasaan menulis kamu yang sudah mulai terlatih. Jadi, sesedikit apapun yang kamu tulis itu akan berpengaruh pada kebiasaan nulis kamu.
By the way, pembahasan yang sebenarnya sudah lama aku siapkan ini tentang "Sejarah dan Peranan Pemikiran Filsafat Barat dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan". Nah, langsung saja ke pembahasannya. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang pesat tidak lepas dari pengaruh Filsafat Barat. Pada awal perkembangannya di masa Yunani Kuno, semua hasil pemikiran manusia saat itu disebut filsafat termasuk ilmu pengetahuan. Lalu pada abad pertengahan, filsafat identik dengan agama (dogma gereja). Jadi, apa yang dikatakan oleh agama itu benar dan kalau membantah atau tidak sepaham akan di akuisisi hingga di hukum mati. Gereja itu seperti lembaga yang mengatur kehidupan dunia dan akhirat, dimana aturan apapun itu dan siapapun itu harus tunduk tak terkecuali seorang kaisar. Di abad ini filsafat menyatu dengan agama. Selanjutnya kemunculan Rennaisance (abad ke-15) dan Aufklaerung (abad ke-18) membawa perubahan pada filsafat. Karena, filsafat terpisah dengan dogma gereja. Kemudian di zaman modern, filsafat tetap sekuler lalu terpecah menjadi beberapa cabang. Yang pada abad ke-20 terpecah lagi dalam berbagai spesialisasi dan sub-spesialisasi. Semakin dewasa zaman maka ilmu pengetahuan pun akan semakin terspesialisasi. Misalnya saja dalam ilmu kedokteran. Semakin ditarik ke masa sekarang semakin banyak spesialisasi dari mulai dokter penyakit dalam terspesialisasi menjadi dokter jantung, paru-paru, hingga saraf dan lain sebagainya.
IPTEK yang dikembangkan bangsa barat telah menyentuh setiap aspek kehidupan. Tujuan awal IPTEK adalah memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi manusia dalam menjalankan kehidupannya. Dan pada abad ke-20 menjelang abad ke-21 IPTEK tidak lagi sebatas memberikan rasa nyaman dan mudah tapi telah "menguasai" aspek kehidupan manusia. Dampak positifnya, perkembangan teknologi yang tidak pernah lepas dari kantong saku. Smartphone. Waktu ku kecil, masih merasakan bertelepon ria dengan wartel. Kemudian dengan perkembangan teknologi mulailah ada handphone tapi pada waktu itu masih sebatas bertelepon dan sms. Sekarang ini siapa yang tidak tahu dengan smartphone, hanya dalam satu genggaman saja semua hal bisa dilakukan. mulai dari bertelepon yang dulunya masih via suara sekarang via face to face aja bisa. Mau berfoto dengan efek cantik hingga jadul semuanya bisa, padahal dulu harus pakai Kodak. Tapi ingat teknologi itu juga seperti pisau bermata dua. Orang bisa menjadi hacker lewat smarphone, itu jelas merugikan orang lain. Melakukan penipuan via sms. Ada banyak orang dipenjara karena memberi komentar terlalu pedas di internet. Lalu coba tanya pada dirimu sendiri bagaimana hidup tanpa smartphone yang selalu menemanimu dikala senang maupun sedih. Dimana ia selalu menjadi teman dimanapun dan kapanpun. Tempat bertanya dan berkeluh kesah. What! Udah kayak malaikat aja tuh smartphone. Sebenarnya itu tergantung penggunanya kok. Hal inilah yang mengakibatkan krisis kemanusiaan. Inget ya.. IPTEK bertujuan untuk kenyamanan dan kemudahan kita yang menggunakan bukan kita yang digunakan.
Berbagai krisis kemanusiaan yang ditimbulkan IPTEK umumnya di dorong oleh pemecahan masalah kemanusiaan yang sektoral. Para ilmuwan menganggap pemecahan masalah hanya membutuhkan satu disiplin ilmu saja dan menganggap disiplin ilmu atau metode ilmiah lain yang tidak sama dengan landasan disiplin ilmunya berarti tidak berbobot. Yaps, sudah saatnya meninggalkan pemikiran yang sempit seperti itu dan saatnya untuk lebih terbuka dengan disiplin ilmu yang lain. Dengan mempelajari perkembangan filsafat yang dalam hal ini adalah filsafat barat. Dengan begitu kita bisa mengambil segi positif yang harus di tiru dan meninggalkan segi negatifnya.
Pemikiran barat yang dijiwai oleh Rennaisance dan Aufklaerung adalah tradisi yang telah menjadi paradigma bagi perkembangan budaya barat. Yang tentunya berimplikasi sangat luas dan mendalam bagi segala aspek kehidupan.
Perkembangan filsafat barat dibagi menjadi empat periodisasi. Pertama, Yunani Kuno yang bercirikan kosmosentris (asal usul jagad raya dan alam semesta). Kedua, Abad pertengahan yaitu Teosentris (filsafat digunakan untuk memperkuat dogma-dogma gereja). Yang ketiga, Abad modern bercirikan Antroposentris (filsafat yang berpusat pada manusia). Dan terakhir, keempat, abad modern dengan Logosentrisme (teks menjadi tema sentral diskusi para filosof).
Semua uraian diatas itu masih pemanasan loh! Sekaligus biar kamu, kamu, lebih mudah untuk bisa masuk ke tahap selanjutnya. Memangnya tahap selanjutnya apa sih? Nggak jauh-jauh dari sebelumnya kita bahas, hanya yang ini lebih jelas dan signifikan. Mari kita mulai dengan…
"Perkembangan Pemikiran Filsafat Barat pada Zaman Yunani Kuno (Abad 6 SM – 6 M)". Lahir pada abad 6 SM (sebelum masehi) ditandai dengan runtuhnya kepercayaan pada mite-mite dan dongeng-dongeng dimana waktu itu digunakan manusia mencari keterangan tentang asal usul alam semesta dan kejadian didalamnya. Ada dua bentuk mite yang berkembang pada waktu itu yaitu mite kosmogonis (mencari asal usul alam semesta) dan mite kosmologis (mencari asal usul dan sifat alam semesta). Yang kemudian berakhir pada abad 6 SM, setelah itu orang mulai mencari jawaban yang rasional daripada irasional (mite). Ciri yang menonjol pada abad ini adalah pengamatan terhadap gejala kosmik dan fisik yang merupakan usaha untuk menemukan awal dari suatu gejala.
Thales menyimpulkan asal mula (arche) dari segala sesautu adalah air. Sedangkan Anaximender menyimpulkan arche dari segala sesuatu itu tidak terbatas. Lalu Anaximendes mengatakan bahwa arche segala sesuatu adalah udara. Menurut Phytagoras arche segala sesuatu adalah bilangan. Tokoh yang penting lainnya yaitu Herakleitos dan Parmenides. Menurut Heraklitos "realitas itu berubah". Sebaliknya menurut Parmenides "realitas itu tetap", arti penting tentang gagasannya adalah tentang "ada", ia juga adalah orang pertama yang mempraktekan cabang filsafat yang kemudian disebut sebagai metafisika.
Tokoh selanjutnya, Demokritos yang menegaskan bahwa realitas itu terdiri dari banyak unsur yang disebut sebagai atom. Tidak memiliki kualitas dan jumlahnya tak terhingga. Saat tahap rasional dimulai seorang tokoh yang selalu diperbincangkan oleh sejarah, Socrates. Ia tidak menerapkan teori, melainkan langsung menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Filsafat Socrates disebut juga dialektika (Yunani: dialegesthai) atau bercakap-cakap, berdialog dan wawancara mempunyai peranan inti dalam filsafatnya. Socrates sendiri menyebut metodenya sebagai "seni kebidanan" yang berarti seorang filsuf hanya membidani lahirnya pengetahuan. Dengan pertanyaan-pertanyaannya ia membidani ilmu pengetahuan yang terdapat dalam jiwa manusia dan melalui pertanyaan yang lebih lanjut ia mengujinya.
Plato murid Socrates ia melanjutkan apa yang dilakukan oleh gurunya. Menurutnya filsafat adalah mencari kebijaksanaan atau kebenaran, yang sebaiknya dilakukan dengan dialog. Plato dikenal sebagai filosof dualisme (adanya dua kenyataan terpisah dan berdiri sendiri) yaitu dunia ide (sifatnya tetap, ketika melihat) dan dunia bayangan/inderawi (sifatnya berubah, ide yang terbayang).
Puncak kejayaan filsafat Yunani ada di masa Aristoteles. Menurutnya ilmu pengetahuan itu digunakan untuk menyelidiki penyebab objek. Yang sebelumnya dilakukan menyelidiki alam tanpa menyelidiki penyebab. Keempat penyebab itu adalah :
Pertama, penyebab material – bahan pembuat benda – Ex: kayu sebagai bahan, bendanya kursi. Kedua, penyebab formal – bentuk yang menyusun bahan – Ex: bentuknya kursi maka kayu dibentuk menjadi kursi. Jika bentuknya bukan kursi ya.. tidak jadi kursi. Ketiga, Penyebab efisien – sumber kejadian/faktor yang menjalankan kejadian/siapa pembuatnya – Ex: si pembuat kursi misalnya tukang kayu. Keempat, penyebab final – inilah yang menjadi arah seluruh kejadian – Ex: kursi dibuat untuk duduk.
Realitas menurut Aristoteles tersusun atas substansi (sesuatu yang berdiri sendiri) dan aksidensi (tidak berdiri sendiri dan hanya dapat dikaitkan pada yang berdiri sendiri). Sembilan aksidensi itu antara lain: kualitas, kuantitas, relasi, tempat, waktu, aksi, passi.
Salah satu ajaran Aristoteles yaitu sillogisme (menarik kesimpulan dari premis sebelumnya). Contoh:
Premis major : Mahasiswi IAIN Tulungagung semua berjilbab
Premis minor : Ani mahasiswi IAIN Tulungagung
Konklusi          : Ani berjilbab
Begitulah tadi penjelasan panjang kali lebar kali tinggi sama dengan luas. Dengan bahasa yang sedikit melelahkan untuk dibaca. Ini juga akibat dari melalaikan jadwal menulis. Aku nggak akan cuek bebek kok, punya keyakinan mendalam dapat menyelesaikan setiap ada bahan langsung menulis. Keyakinan akan sama kayak niat kalau Cuma stagnan. Berhenti doang nggak jalan-jalan. Bukan karena Aki tekor tapi karena malas. Penyakit menahun ini nggak ada obatnya selain perubahan berarti dari diri kamu sendiri. Penyakit yang tidak kalah parahnya adalah menunda pekerjaan. Ada banyak kerugian yang didapatkan dari menunda. Kalau aku memulainya lima menit yang lalu mungkin saja sudah menulis minimal satu paragraph. Setelah sadar langsung nulis loh ya.. nanti ditinggal ngelamun akhirnya ditunda lagi. Cabe deh, eh maksutnya cape deh. #peace
Sebenarnya, aku menunda pekerjaan ini bukan karena malas berkepanjangan. Tepat dua hari setelah aku mendapat materi ini nenekku meninggal dunia. Semua petuah bijaknya menjadi bekal untuk kehidupanku. Semoga amal ibadah beliau diterima dan diberikan tempat disisi-Nya yang terbaik. Amin. Sewaktu beliau masih di rumah sakit aku sempat ikut menunggu. Membuatku ingin menulis beberapa bait kalimat yang isinya….
"Waktu tidak menyisakan ku tempat untuk beristirahat. Waktu membuatku terus melaju seperti arah jarum jam yang berputar ke kanan. Waktu tak mengenal lelah meski ia tak pernah berhenti. Karena waktu memang tak pernah bisa berhenti. Masa akan terus merajut asa kehidupan dan kematian. Waktu mengubah penyesalan menjadi sejarah. – Dalam lamunan senja. Melihat waktu yang kian berganti angka. Seperti membuka takdir kehidupan selanjutnya. Dalam luapan nyata dan maya. Berharap akan cepat ke dentang selanutnya. Namun, ketakutan tentang apa yang akan terjadi cukup membuatku jera. Untuk berdo'a, waktu cepatlah berlalu –"
Tulisan ini menjadi pengingatku ketika nenekku masih hidup. Menulis tidak harus apa yang terjadi untuk bisa mengingatkan suatu kejadian. Tapi saat tulisan itu dibuat juga akan mengingatkan kita, sedang apa dan dimana kita waktu itu. Sekian dulu post kali ini. Bye.. Bye..
***
Lets Read and Make Your Future

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Tidak ada komentar:

Posting Komentar