السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Jum'at,
27 November 2015. Pertemuan ke-sepuluh filsafat ilmu. Bagaimana dengan
penjelasan post sebelumnya tentang zaman modern. Dan lebih penting yang harus
diingat adalah aliran Rasionalisme dan Empirisme. Jadi, kalau belum ingat bisa
cari info lagi darimanapun. Boleh berseluncur dan membuka tab lagi. Nanti kalau
udah faham baru masuk ke zona blue sky lagi.. bagi yang sudah siap mari kita
lanjutkan…. Let's go….
Ketiga, aliran kristisisme. Kristisisme adalah jembatan yang menyambungkan antara
Rasionalisme dan Empirisme. Upaya ini di lakukan oleh seorang filsuf
Jerman bernama Immanuel Kant (1724-1804). Bagaimana cara menjembataninya?
Immanuel kant berusaha mempersatukan kedua macam unsur filsafat rasionalisme
dan empirisme dalam suatu hubungan yang seimbang dan
tak terpisahkan. Karena menurut Kant, pengetahuan
adalah hasil terakhir yang diperoleh dengan adanya kerja sama antara dua
komponen, yaitu yang satu pihak dari pengalam inderawi di sisi yang lain ada pihak
yang cara mengolahnya dengan kesan-kesan tersebut dengan sedemikian rupa hingga
menjadi hubungan sebab akibat. Hubungan sebab
akibat itu bukan seperti yang terlihat dan adanya tergantung oleh kita,
melainkan bentuk penafsiran manusia agar
lebih mudah dipahami dan dijadikan pembelajaran. Intinya, berlandaskan
empirisme dulu baru didasarkan pada rasionalitas, bisa dibilang empirisme yang
sudah ditafsirkan.
Rasionalisme adalah pengetahuan
analitis a priori, bersifat universal tetapi tidak memberikan informasi baru.
Sedangkan Empiris adalah pengetahuan sintetis a posteriori, memberikan
informasi baru namun kebenarannya tidak bersifat universal. Menurut Kant,
seharusnya pengetahuan itu bersifat sintesis a
priori yaitu pengetahuan yang besumber dari rasio dan empiri yang bersifat a
priori dan a posteriori. Dimana akal budi dan pengalaman inderawi
dibutuhkan serentak. Kant juga mengemukakan bahwa pengetahuan itu selalu
bersifat sintesis. Filsafat kritisnya Kant inilah yang membuka bagi
perkembangan filsafat selanjutnya. Jadi, misalnya ada sebuah fenomena. analitis
a priori akan langsung menarik kesimpulan karena ia berpikir dulu sebelum
fakta, tetapi kalau a posteriori mencari fakta dari fenomena dulu baru
dipikirkan setelah itu baru dibuat kesimpulan. A priori dipakai juga untuk illiterate yaitu masyarakat tuna baca diantara
ciri-cirinya: menyebarkan informasi yang belum jelas kevaliditasannya, mencela
dan berkomentar, dan lain sebagainya.
Keempat, Idealisme. Permulaan pemikiran idealisme dalam
sejarah filsafat barat biasanya dihubungkan dengan Plato (427-347 SM), tetapi
baru dipakai sebagai aliran filsafat saat abad 19. Filsafat idealisme di abad
19 kelanjutan dari pemikiran filsafat rasionalisme abad 17. Para pengikut
aliran ini biasanya adalah pengikut kristisisme
Immanuel Kant. Seperti Fitche (1762-1814) yang dijuluki sebagai idealisme subjektif (murid Kant) dan Spelling
dengan idealisme objektifnya. Kemudian
idealism objektif dan subjektif ini di sintesiskan
dengan idealisme mutlak Hegel (1770-1831).
Bagi hegel, pikiran
adalah esensi dari alam. Alam adalah keseluruhan
jiwa yang diobjektifkan. Dimana alam
merupakan proses pemikiran yang memudar,
dengan itu akal yang mutlak mencoba
mengekspresikan dirinya dalam bentuk luar. Hukum
pikiran itu hukum realitas. Sejarah merupakan cara zat mutlak menjelma menjadi waktu dan sejarah. Alam itu satu, ia mempunyai maksud dan berpikir, maka watak
alam itu pikiran. Oleh karena itu, jika kita membicarakan organik-inorganik,
spiritulitas, dan tata aturan maka di saat itu juga kita membicarakan jiwa yang
mutlak yaitu Tuhan. Nah, contoh dialektika Hegel: beragama yang baik berarti
dia memanfaatkan nalar baik (tesis) setelah
nalar bisa optimal baru pasrah (antitesis).
Dengan demikian, Tesis => antitesis => memunculkan sintesis.
Hegel percaya bahwa ia menemukan prinsip-prnsip akal dalam
alam, sama halnya pada manusia. Alam telah ada sebelum manusia. Arti dalam
dunia membuktikan ada akal atau pikiran ditengah-tengah idealitas. Tata aturan realitas yang ada, berfungsi agar manusia
dapat berpikir dan berpartisipasi didalamnya. Keyakinan terhadap arti
dan pemikiran dalam struktur dunia itu adalah intuisi dasar yang menjadi asas
idealisme. Pengikut ajaran idealisme diantaranya F.H.
Bradley dan aliran filsafatnya disebut Hegelianisme, yang berpengaruh
munculnya filsafat analitik pada abad ke-20.
Menambah sedikit tentang konsep ideal dan real. Sebelumnya beri nilai pada
Ideal: 100 dan Real: 0. Example:
Ideal => semisal kamu ingin kuliah,
tipe ideal kampus kamu adalah di UI (Universitas Indonesia), dimana kamu memandang
segala sesuatunya akan sempurna saat kamu kuliah disana. Tetapi setelah kamu
benar-benar masuk ke UI apa kamu akan mendapatkan kesempurnaan seperti apa yang
kamu impikan sebagai tipe ideal kamu. Nggak!
Setelah kamu tahu gimana real-nya. Ini akan mengurangi poin ideal dari 100% ke
90% atau 70% atau bahkan nol. Hal ini juga berlaku sebaliknya, Real => semisal aku yang nggak pernah memimpikan
untuk bisa kuliah di IAIN Tulungagung dan pikiran idealku bisa masuk ke
Universitas besar, setelah aku masuk dan tahu bagaimana realnya kuliah di IAIN
Tulungagung pikiran aku berubah meningkat dari 0 mencapai 70%. Ini dikarenakan
Ideal dan realita sosial itu nggak seratus persen akan sama dengan apa yang
diharapkan.
Kelima, Positivisme. Pendiri dan tokoh penting aliran ini
adalah Auguste Comte (1798-1857). Filsafat Comte anti-metafisis,
ia hanya menerima fakta berdasarkan positif-ilmiah dan menjauhkan diri dari
pemecehan masalah ilmu positif berdasarkan pertanyaan-pertanyaan. Semboyan
Comte yang terkenal yaitu savoir pou prevoir
(mengetahui supaya siap bertindak). Maksudnya manusia harus menyelidiki gejala
dan hubungan gejalanya agar ia dapat meramalkan apa yang akan terjadi. Hal ini
mulai muncul sejak Hegel yang kemudian
memunculkan "mode" diantara para
filsuf untuk "meramalkan" perkembangan
dunia. Misal: Auguste Comte, Karl Marx, dan lain-lain.
Filsafat Comte disebut juga empirisme-kritis, jadi pengalaman dan teori itu
berjalan beriringan. Bagi comte pengamatan
tidak mungkin dilakukan tanpa penafsiran sebuah teori atau malah terisolasi (tidak
terkait). Metode positif Comte filsafat itu bukan asal usul atau akhir dari
gejala melainkan bagaimana hubungan antara fakta
satu dengan fakta yang lain.
Filsafat Auguste Comte penting dalam
ilmu sosiologi. Ia membagi masyarakat atas "statika
sosial" (teori susunan masyarakat) dan "dinamika
sosial" (teori perkembangan dan kemajuan), karena Comte memberikan
tempat kepada fakta-fakta individual sejarah dalam suatu teori umum, sehingga
terjadilah sintesis antara fakta-fakta itu. Masyarakat awalnya bersifat metafisis: masyarakat masih tradisional => Teologis: Tidak percaya pada agama
Postivitis: => Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Semakin modern masyarakat maka agama akan semakin ditinggalkan. Postifisme
di zaman modern agama tetap dipercaya dan disebut metafisitik. Dimana mereka mentaati peraturan sosial,
disiplin, dsb. Jadi, jika ada manusia yang hidup di zaman modern yang identic
dengan taat pada aturan sosial dan kedisiplinan tetapi malah melanggar berarti
ia memiliki mental tradisional. Contohnya: ada seorang pejabat negara, dia naik
mobil dinas berplat merah dengan sengaja dan sadar menerobos lampu lalu lintas
berarti ia memiliki mental tradisional kalau pak Na'im menyebutnya mental Ndesit.
Keenam, Marxisme. Sampai dengan decade 1900-an tidak
kurang dari sepertiga penduduk dunia terpengaruh oleh filsafat Marxisme, atau
sekedar menjadi simpatisan. Pendiri aliran ini adalah Karl
Marx (1818-1883). Filsafat Marx merupakan perpaduan
antara metode dialektika Hegel dan materialisme Feuerbach. Marx terutama
mengkritik Hegel yang berjalan diatas kepalanya, oleh karena harus diputar
balikkan filsafat abstrak harus ditiggalkan
karena tidak menghasilkan perubahan. Sama dengan Hegel, marx juga berpendapat sejarah dijalankan oleh sebuah logika tersembunyi,
namun ia tidak sependapat sejarah dijalankan oleh "roh" yang
berkembang. Menurutnya sejarah terdiri dari hukum-hukum
sosial ekonomi yang bukan merupakan sesuatu yang transeden yang mengatasi
manusia dan dunia melainkan hasil kerja dan perjuangan manusia itu sendiri.
Marx menghubungkan antara ekonomi dan filsafat, menurutnya filsafat itu bukan pengetahuan saja, tapi juga tindakan. Dan menurutnya filsafat pendahulunya
hanya menafsirkan tapi tidak mengubah. Diantara yang harus diubah adalah
penindasan kaum borjuis dan kapitalis terhadap kaum proletar dengan cara
revolusi.
Filsafat modern juga mengantarkan
lahirnya revolusi industry (18) dan negara-negara kebangsaan serta ideologi-ideologi dunia
seperti Liberalisme/Kapitalisme dan Sosialisme/Komunisme.
Jadi ada berapa aliran filsafat itu?
Ada enam. Yaitu rasionalisme, empirisme, kristisisme, idealisme, positivisme,
dan Marxisme. Dari semua pemaparan tersebut ada yang bingung bagaimana cara
menghapalnya? Masih ingat dengan Keyword,
Ini waktunya kamu mengeluarkan ilmu kanuragan itu… wahh.. keren kan. Jadi kalau
keren dan cerdas itu bukan keren lagi, tapi kueren,,
Mau jujur pada diri sendiri nggak
nih? Seberapa lama kamu melihat layar handphone kamu. Lama banget.. buat apa?
Stalking mantan. #Gubrakk udah menforsir
banyak energy mata dan paket data internet yang semakin mahal, yang kamu
lakukan hanya stalking.. come on.. ini terlepas dari aspek possitif stalking ya
guys.. Ok. Jadi gini.. seberapa penting sih berita buat kamu, kalau dulu berita
itu didapetin dari media massa yang mungkin akan bertahan kurang lebih sampek
siang. Tapi dengan adanya media massa elektronik dimana kamu bisa aja nggak cuma
stalking-in mantan tapi juga aku.. loh kok? Hehehe.. berita itu gampang banget
basi, jadi kalau kamu nggak tahu apa-apa coba ukur seberapa basi riwayat
browsing kamu.. masih soal layar handphone yang kini mulai tergeser oleh
smartphone, kembali ke pertanyaan awal. Seberapa lama kamu melihat layar
handphone? Penting banget ya diukur? Ini nih,, pentingnya "bagaimana kamu sepuluh tahun kedepan di tentukan
oleh seberapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk melihat layar handphone".
Jeng.. jeng.. mulai penasaran… jadi semua energy baik waktu atau kamu sendiri
itu habis tersandera oleh layar hendphone. Itu berarti kamu telah bersikap pasif
di tengah hidup yang dinamis. Dan akan membuat seseorang tersebut menjadi tidak
siap dengan realita zaman. Baiklah, semoga lancar memahaminya ya sobat Blue
Sky… sekian untuk post kali ini. Bye.. Bye..
***
Lets Read and Make Your Future
وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Tidak ada komentar:
Posting Komentar