Translate

Kamis, 10 Desember 2015

My Dairy On Campus - Filsafat Ilmu - 10



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Jum'at, 27 November 2015. Pertemuan ke-sepuluh filsafat ilmu. Bagaimana dengan penjelasan post sebelumnya tentang zaman modern. Dan lebih penting yang harus diingat adalah aliran Rasionalisme dan Empirisme. Jadi, kalau belum ingat bisa cari info lagi darimanapun. Boleh berseluncur dan membuka tab lagi. Nanti kalau udah faham baru masuk ke zona blue sky lagi.. bagi yang sudah siap mari kita lanjutkan…. Let's go….
            Ketiga, aliran kristisisme. Kristisisme adalah jembatan yang menyambungkan antara Rasionalisme dan Empirisme. Upaya ini di lakukan oleh seorang filsuf Jerman bernama Immanuel Kant (1724-1804). Bagaimana cara menjembataninya? Immanuel kant berusaha mempersatukan kedua macam unsur filsafat rasionalisme dan empirisme dalam suatu hubungan yang seimbang dan tak terpisahkan. Karena menurut Kant, pengetahuan adalah hasil terakhir yang diperoleh dengan adanya kerja sama antara dua komponen, yaitu yang satu pihak dari pengalam inderawi di sisi yang lain ada pihak yang cara mengolahnya dengan kesan-kesan tersebut dengan sedemikian rupa hingga menjadi hubungan sebab akibat. Hubungan sebab akibat itu bukan seperti yang terlihat dan adanya tergantung oleh kita, melainkan bentuk penafsiran manusia agar lebih mudah dipahami dan dijadikan pembelajaran. Intinya, berlandaskan empirisme dulu baru didasarkan pada rasionalitas, bisa dibilang empirisme yang sudah ditafsirkan.
            Rasionalisme adalah pengetahuan analitis a priori, bersifat universal tetapi tidak memberikan informasi baru. Sedangkan Empiris adalah pengetahuan sintetis a posteriori, memberikan informasi baru namun kebenarannya tidak bersifat universal. Menurut Kant, seharusnya pengetahuan itu bersifat sintesis a priori yaitu pengetahuan yang besumber dari rasio dan empiri yang bersifat a priori dan a posteriori. Dimana akal budi dan pengalaman inderawi dibutuhkan serentak. Kant juga mengemukakan bahwa pengetahuan itu selalu bersifat sintesis. Filsafat kritisnya Kant inilah yang membuka bagi perkembangan filsafat selanjutnya. Jadi, misalnya ada sebuah fenomena. analitis a priori akan langsung menarik kesimpulan karena ia berpikir dulu sebelum fakta, tetapi kalau a posteriori mencari fakta dari fenomena dulu baru dipikirkan setelah itu baru dibuat kesimpulan. A priori dipakai juga untuk illiterate yaitu masyarakat tuna baca diantara ciri-cirinya: menyebarkan informasi yang belum jelas kevaliditasannya, mencela dan berkomentar, dan lain sebagainya.
            Keempat, Idealisme. Permulaan pemikiran idealisme dalam sejarah filsafat barat biasanya dihubungkan dengan Plato (427-347 SM), tetapi baru dipakai sebagai aliran filsafat saat abad 19. Filsafat idealisme di abad 19 kelanjutan dari pemikiran filsafat rasionalisme abad 17. Para pengikut aliran ini biasanya adalah pengikut kristisisme Immanuel Kant. Seperti Fitche (1762-1814) yang dijuluki sebagai idealisme subjektif (murid Kant) dan Spelling dengan idealisme objektifnya. Kemudian idealism objektif dan subjektif ini di sintesiskan dengan idealisme mutlak Hegel (1770-1831).
            Bagi hegel, pikiran adalah esensi dari alam. Alam adalah keseluruhan jiwa yang diobjektifkan. Dimana alam merupakan proses pemikiran yang memudar, dengan itu akal yang mutlak mencoba mengekspresikan dirinya dalam bentuk luar. Hukum pikiran itu hukum realitas. Sejarah merupakan cara zat mutlak menjelma menjadi waktu dan sejarah. Alam itu satu, ia mempunyai maksud dan berpikir, maka watak alam itu pikiran. Oleh karena itu, jika kita membicarakan organik-inorganik, spiritulitas, dan tata aturan maka di saat itu juga kita membicarakan jiwa yang mutlak yaitu Tuhan. Nah, contoh dialektika Hegel: beragama yang baik berarti dia memanfaatkan nalar baik (tesis) setelah nalar bisa optimal baru pasrah (antitesis). Dengan demikian, Tesis => antitesis => memunculkan sintesis.
Hegel percaya bahwa ia menemukan prinsip-prnsip akal dalam alam, sama halnya pada manusia. Alam telah ada sebelum manusia. Arti dalam dunia membuktikan ada akal atau pikiran ditengah-tengah idealitas. Tata aturan realitas yang ada, berfungsi agar manusia dapat berpikir dan berpartisipasi didalamnya. Keyakinan terhadap arti dan pemikiran dalam struktur dunia itu adalah intuisi dasar yang menjadi asas idealisme. Pengikut ajaran idealisme diantaranya F.H. Bradley dan aliran filsafatnya disebut Hegelianisme, yang berpengaruh munculnya filsafat analitik pada abad ke-20.
            Menambah sedikit tentang konsep ideal dan real. Sebelumnya beri nilai pada Ideal: 100 dan Real: 0. Example: Ideal => semisal kamu ingin kuliah, tipe ideal kampus kamu adalah di UI (Universitas Indonesia), dimana kamu memandang segala sesuatunya akan sempurna saat kamu kuliah disana. Tetapi setelah kamu benar-benar masuk ke UI apa kamu akan mendapatkan kesempurnaan seperti apa yang kamu impikan sebagai tipe ideal kamu. Nggak! Setelah kamu tahu gimana real-nya. Ini akan mengurangi poin ideal dari 100% ke 90% atau 70% atau bahkan nol. Hal ini juga berlaku sebaliknya, Real => semisal aku yang nggak pernah memimpikan untuk bisa kuliah di IAIN Tulungagung dan pikiran idealku bisa masuk ke Universitas besar, setelah aku masuk dan tahu bagaimana realnya kuliah di IAIN Tulungagung pikiran aku berubah meningkat dari 0 mencapai 70%. Ini dikarenakan Ideal dan realita sosial itu nggak seratus persen akan sama dengan apa yang diharapkan.
            Kelima, Positivisme. Pendiri dan tokoh penting aliran ini adalah Auguste Comte (1798-1857). Filsafat Comte anti-metafisis, ia hanya menerima fakta berdasarkan positif-ilmiah dan menjauhkan diri dari pemecehan masalah ilmu positif berdasarkan pertanyaan-pertanyaan. Semboyan Comte yang terkenal yaitu savoir pou prevoir (mengetahui supaya siap bertindak). Maksudnya manusia harus menyelidiki gejala dan hubungan gejalanya agar ia dapat meramalkan apa yang akan terjadi. Hal ini mulai muncul sejak Hegel yang kemudian memunculkan "mode" diantara para filsuf untuk "meramalkan" perkembangan dunia. Misal: Auguste Comte, Karl Marx, dan lain-lain.
            Filsafat Comte disebut juga empirisme-kritis, jadi pengalaman dan teori itu berjalan beriringan. Bagi comte pengamatan tidak mungkin dilakukan tanpa penafsiran sebuah teori atau malah terisolasi (tidak terkait). Metode positif Comte filsafat itu bukan asal usul atau akhir dari gejala melainkan bagaimana hubungan antara fakta satu dengan fakta yang lain.
            Filsafat Auguste Comte penting dalam ilmu sosiologi. Ia membagi masyarakat atas "statika sosial" (teori susunan masyarakat) dan "dinamika sosial" (teori perkembangan dan kemajuan), karena Comte memberikan tempat kepada fakta-fakta individual sejarah dalam suatu teori umum, sehingga terjadilah sintesis antara fakta-fakta itu. Masyarakat awalnya bersifat metafisis: masyarakat masih tradisional => Teologis: Tidak percaya pada agama Postivitis: => Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Semakin modern masyarakat maka agama akan semakin ditinggalkan. Postifisme di zaman modern agama tetap dipercaya dan disebut metafisitik.  Dimana mereka mentaati peraturan sosial, disiplin, dsb. Jadi, jika ada manusia yang hidup di zaman modern yang identic dengan taat pada aturan sosial dan kedisiplinan tetapi malah melanggar berarti ia memiliki mental tradisional. Contohnya: ada seorang pejabat negara, dia naik mobil dinas berplat merah dengan sengaja dan sadar menerobos lampu lalu lintas berarti ia memiliki mental tradisional kalau pak Na'im menyebutnya mental Ndesit.
            Keenam, Marxisme. Sampai dengan decade 1900-an tidak kurang dari sepertiga penduduk dunia terpengaruh oleh filsafat Marxisme, atau sekedar menjadi simpatisan. Pendiri aliran ini adalah Karl Marx (1818-1883). Filsafat Marx merupakan perpaduan antara metode dialektika Hegel dan materialisme Feuerbach. Marx terutama mengkritik Hegel yang berjalan diatas kepalanya, oleh karena harus diputar balikkan filsafat abstrak harus ditiggalkan karena tidak menghasilkan perubahan. Sama dengan Hegel, marx juga berpendapat sejarah dijalankan oleh sebuah logika tersembunyi, namun ia tidak sependapat sejarah dijalankan oleh "roh" yang berkembang. Menurutnya sejarah terdiri dari hukum-hukum sosial ekonomi yang bukan merupakan sesuatu yang transeden yang mengatasi manusia dan dunia melainkan hasil kerja dan perjuangan manusia itu sendiri. Marx menghubungkan antara ekonomi dan filsafat, menurutnya filsafat itu bukan pengetahuan saja, tapi juga tindakan. Dan menurutnya filsafat pendahulunya hanya menafsirkan tapi tidak mengubah. Diantara yang harus diubah adalah penindasan kaum borjuis dan kapitalis terhadap kaum proletar dengan cara revolusi.
            Filsafat modern juga mengantarkan lahirnya revolusi industry (18) dan negara-negara kebangsaan serta ideologi-ideologi dunia seperti Liberalisme/Kapitalisme dan Sosialisme/Komunisme.
            Jadi ada berapa aliran filsafat itu? Ada enam. Yaitu rasionalisme, empirisme, kristisisme, idealisme, positivisme, dan Marxisme. Dari semua pemaparan tersebut ada yang bingung bagaimana cara menghapalnya? Masih ingat dengan Keyword, Ini waktunya kamu mengeluarkan ilmu kanuragan itu… wahh.. keren kan. Jadi kalau keren dan cerdas itu bukan keren lagi, tapi kueren,,
            Mau jujur pada diri sendiri nggak nih? Seberapa lama kamu melihat layar handphone kamu. Lama banget.. buat apa? Stalking mantan. #Gubrakk udah menforsir banyak energy mata dan paket data internet yang semakin mahal, yang kamu lakukan hanya stalking.. come on.. ini terlepas dari aspek possitif stalking ya guys.. Ok. Jadi gini.. seberapa penting sih berita buat kamu, kalau dulu berita itu didapetin dari media massa yang mungkin akan bertahan kurang lebih sampek siang. Tapi dengan adanya media massa elektronik dimana kamu bisa aja nggak cuma stalking-in mantan tapi juga aku.. loh kok? Hehehe.. berita itu gampang banget basi, jadi kalau kamu nggak tahu apa-apa coba ukur seberapa basi riwayat browsing kamu.. masih soal layar handphone yang kini mulai tergeser oleh smartphone, kembali ke pertanyaan awal. Seberapa lama kamu melihat layar handphone? Penting banget ya diukur? Ini nih,, pentingnya "bagaimana kamu sepuluh tahun kedepan di tentukan oleh seberapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk melihat layar handphone". Jeng.. jeng.. mulai penasaran… jadi semua energy baik waktu atau kamu sendiri itu habis tersandera oleh layar hendphone. Itu berarti kamu telah bersikap pasif di tengah hidup yang dinamis. Dan akan membuat seseorang tersebut menjadi tidak siap dengan realita zaman. Baiklah, semoga lancar memahaminya ya sobat Blue Sky… sekian untuk post kali ini. Bye.. Bye..
***
Lets Read and Make Your Future

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Tidak ada komentar:

Posting Komentar