Translate

Rabu, 16 Desember 2015

My Dairy On Campus - Filsafat Ilmu - 8

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Jum'at, 13 November 2015. Ehm pertemuan yang ke berapa ini. bagi yang mengikuti setiap tulisan My Dairy On Campus – Filsafat Ilmu pasti nggak bakal lupa. Jeng.. jeng.. jeng.. pertemuan ke delapan kali ini ada UTS (Ujian Tengah Semester) kawan. So, kita kali ini review aja yak. (Mana suaranya..!) Siaapp….
            Yang pertama. Apa sih filsafat itu? Filsafat adalah disiplin ilmu tentang kebijaksanaan. Kebijaksanaan membuat manusia dapat mempertimbangkan sesuatu berdasarkan nilai kemanusiaan  yang dapat dicapai dengan: pertama, kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang telah dijunjung tinggi. Kedua, sintesis (menghubungkan) antara hasil sains dengan pengalaman kemanusiaan. Ketiga, menggunakan pemikiran para filsuf sebagai pisau analisis untuk memecahkan permasalahan. Keempat, butir hikmah ajaran agama.
            Filsafat memiliki ciri-ciri yang saling berkesinambungan. Ciri-ciri filsafat yang pertama yaitu Radikal (berfikir sampai keakar-akarnya), Universal (sesuatu yang umum), Koheren (menurut kaidah logis) & Konsisten(tanpa kontradiksi), Sistematik (Tidak keluar dari inti), Komprehensif (menyeluruh), Bebas, dan Bertanggung Jawab.
            Gaya dalam berfilsafat bermacam-macam. Dimulai dari filsafat sastra, tokoh yang paling terkenal adalah Sartre (1964) dan Iqbal namun tidak semua sastra itu filsafat. Selanjutnya, berfilsafat sosio politik dengan salah satu tokohnya Karl Max. Yang ketiga, metodologi dengan tokohnya Rein Descrates. Ungkapan Descrates yang terkenal adalah "Aku berpikir maka aku ada". Kemudian yang keempat, analisis bahasa tokohnya dari Jerman bernama Ludwig Wittgenstein. Yang kelima, pemikiran masa lalu. Dan yang terkahir etika.
Pembahasan diawali dengan pengertian filsafat ilmu. Salah satunya adalah pendapat yang dihimpun oleh The Liang Gie. Salah satu pendapat itu dari Cornelius Benjamin, ia mengungkapkan bahwa filsafat ilmu adalah cabang pengetahuan filsafat yang mengemukakan tentang sifat dasar ilmu, metode-metode, konsep-konsep, praanggapan-praanggapan, dan letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan ilmu pengetahuan.
Ruang lingkup filsafat ilmu dari kesimpulan pendapat yang dihimpun oleh The Liang Gie antara lain: 1.) Sikap kritis sejarang perkembangan ilmu, 2.) Sifat dasar ilmu, 3.) Metode-metode, 4.) Konsep-konsep, 5.) praanggapan-praanggapan, 6.) Sikap etis pengembangan ilmu pengetahuan. Diantara faktor-faktor itu diambil 3 yaitu sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, metode ilmiah, dan sikap etis pengembangan ilmu pengetahuan.
Melanjutkan bagian selanjutnya, yang tidak lain dan tidak bukan… jeng.. jeng.. jeng… "Implikasi Mempelajari Filsafat Ilmu". Apa sih implikasi itu? Implikasi bisa dibilang konsekuensi atau akibat bisa dampak, atau kamu punya pemahaman lain. Tapi harus berdasarkan kebenaran lo ya… Nah, implikasi yang pertama seorang ilmuwan harus memiliki pengetahuan dasar untuk dijadikan landasan berpijak yang kuat. Baik ilmu kealaman maupun ilmu sosial. Keduanya bahkan bisa dikaitkan. Jadi, ilmu-ilmu tersebut dapat berjalan harmonis dan beriringan. Selanjutnya,  bermaksud untuk menyadarkan para ilmuwan agar tidak terjebak dalam pola pikir "Menara Gading". Yaitu hanya berpikir murni keilmuwannya saja tanpa mengaitkan kenyataan yang disekitarnya. Padahal aktivitas keilmuwan tidak bisa lepas dari sosial atau kemasyarakatan.
            Pembahasan masuk ke prinsip-prinsip dalam berfilsafat. Menurut Aristoteles filsafat dimulai dari thauma yaitu rasa kagum. Orang yang kagum biasanya tidak dapat menilai krtitis apa yang dia sukai. Dia hanya bisa melihat sisi baik tanpa mempertimbangkan sisi buruknya. Kemudian yang disebut filsafat disini haruslah diteruskan ke level aporia. Yaitu masalah yang sulit dicarikan jalan keluarnya. Maksudnya disini adalah jika thauma itu menjadi hal yang tidak lagi objektif, melihat sebuah benda tidak berdasarkan fungsi dan lain sebagainya. Maka ini menjadi masalah yang sulit dicarikan jalan keluarnya. Karena apa? Seseorang yang kagum kadang tidak bisa menjelaskan mengapa ia bisa kagum. Kekaguman orang yang sulit dikendalikan juga menjadi masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya. Selanjutnya prinsip-prinsip filsafat itu ada lima:
Pertama, meniadakan kecongkakan. Seorang filsuf harus meniadakan kecongkakan agar dia terhindar dari sikap solipstik (menganggap pendapatnya paling benar). Kedua, kesetiaan pada kebenaran. Dalam berfilsafat harus menurunkan ego dan harus mempertahankan pernyataan yang ia pegang. Jangan karena yang lain bilang tidak benar jadi terpengaruh. Yang penting utamakan kebenaran. Ketiga, mencari persoalan-persoalan filsafati dan mencarikan jawabannya. Jadi, carilah persoalan filsafat disekitar kita dulu, kemudian cari solusinya ini disebut latihan intelektual. Keempat, mempelajari filsafat dari waktu ke waktu. Latihan intelektual dilakukan secara rutin untuk mengasah kemampuan memecahkan masalah. Yang terakhir, sikap terbukaan. Jangan menutup diri dari ilmu lain. Namun, jangan lupa latar belakang ilmu kamu. Misalnya, saya terbuka dengan hal baru, tapi saya tidak melupakan background saya sebagai mahasiswa tasawuf psikoterapi.

SEJARAH DAN PEMIKIRAN FILSAFAT BARAT DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang dikembangkan bangsa barat telah menyentuh berbagai aspek kehidupan. Tujuan awal IPTEK adalah memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi manusia dalam menjalankan kehidupannya. Dan pada abad ke-20 menjelang abad ke-21 IPTEK tidak lagi sebatas memberikan rasa nyaman dan mudah tapi telah "menguasai" aspek kehidupan manusia. Berbagai krisis kemanusiaan yang ditimbulkan IPTEK umumnya di dorong oleh pemecahan masalah kemanusiaan yang sektoral.
Perkembangan filsafat barat dibagi menjadi empat periodisasi. Pertama, Yunani Kuno yang bercirikan kosmosentris (asal usul jagad raya dan alam semesta). Kedua, Abad pertengahan yaitu Teosentris (filsafat digunakan untuk memperkuat dogma-dogma gereja). Yang ketiga, Abad modern bercirikan Antroposentris (filsafat yang berpusat pada manusia). Dan terakhir, keempat, abad modern dengan Logosentrisme (teks menjadi tema sentral diskusi para filosof).
Sip, reviewnya oke punya kan. Ini baru reviewnya, coba deh baca untuk pembahasan selanjutnya. Pembahasan selanjutnya? Yaps.. mau tahu tentang apa.. silahkan mampir.. untuk post kali ini sekian dulu ya sobat.. sekian.. Bye.. Bye..
***
Lets Read And Make Your Future
وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Tidak ada komentar:

Posting Komentar